Yogyakarta – Pada 16 Februari 2025 setelah melalui perjalanan yang cukup lama dari Bogor Kota, tepatnya di kampus Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, sempat singgah di rest area KM 379 A Tol Batang-Semarang dan sempat juga mendokumentasikan photo sebuah Masjid yang menarik yaitu Masjid Sabiilul Istiqomah, akhirnya sampai di hotel Yogyakarta tempat kami menginap di beberapa menit menjelang shalat Magrib.
Tidak jauh dari jarak hotel yang kami singgahi, kami menuju sebuah Masjid yang cukup di kenal sampai luar Yogyakarta, yaitu Masjid Jogokariyan.

Kami pun melaksanakan shalat Magrib berjama’ah di masjid tersebut. Hal yang menarik, karena mungkin kami baru kali pertama berkunjung, imam masjid pun memberikan kesempatan kepada jama’ah yang sedang safar untuk melanjutkan shalat jamak dengan Isya.
Oh iya, rihlah kami di Yogyakarta selama 4 hari dengan 3 hari bermalam disana. Setiap shalat Subuh berjama’ah, Alhamdulillah di Masjid Jogokariyan mengadakan kultum, di kesempatan subuh dari rombongan kami yaitu Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Si dan H. Hendri Tanjung, Ph.D menjadi salah satu pengisi kultumnya.

Setelah shalat subuh berjama’ah dan mendengarkan kultum di Masjid Jogokariyan, kita bisa sarapan dan ngopi bareng dengan jama’ah lain di halaman masjid. Tentunya dengan bayar masing-masing hehe..
Untuk pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta dan ingin membeli buah tangan sebagai ciri khas dari Masjid ini, kita bisa membeli peci atau batik di salah satu lapak yang ada dekat pelataran Masjid, serta souvenir atau t-shirt bertuliskan Masjid Jogokariyan.
Kami pun sempat berphoto bersama di Masjid Jogokariyan. Oh iya, bagi pendatang yang ingin bermalam di Masjid Jogokariyan, kita bisa menginap di penginapan syar’i Masjid Jogokariyan yang berada di lantai tiga bangunan Islamic Center di timur masjid.

Bagi yang ingin ke Yogyakarta dan tidak mau jauh dengan Masjid, mungkin di Lingkungan Masjid Jogokariyan bisa jadi alternatif tujuan rihlah/wisata selain lingkungan yang nyaman dan kondusif, serta orang-orang sekitar yang ramah.