Masjid At Ta’awun
Siapa yang tidak kenal dengan Masjid At Ta’awun yang berlokasi Puncak Bogor. Tentu bagi kita yang mengadakan perjalanan ke Cianjur atau Bandung yang melewati jalur Jalan Raya Puncak pasti melwati masjid ini.
Masjid At Ta’awun didirikan berawal dari kebutuhan sarana ibadah untuk para tenaga kerja Perkebunan Teh milik PT. Gunung Mas yang dikelola PTPN Nusantara VIII. Karena menjadi kebutuhan, maka dibangunlah sebuah masjid kecil dan sederhana di lokasi yang dipandang strategis. Tepatnya di pinggir Jalan Raya Puncak, sekitar km 88,5 dari Ibukota Jakarta di Blok/Kampung Naringgul Desa Tugu Selatan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor.
Masjid yang didirikan di wilayah Perkebunan Teh peninggalan penjajah Belanda ini dinamakan Masjid Al-Muttaqien milik PT. GUNUNG MAS dan Pengelolaannya dilakukan secara swadaya oleh para sesepuh tenaga kerja Perkebunan Teh yang berdomisili dekat dengan lokasi Masjid Al-Muttaqien.
Pada dasawarsa tahun 1990-an, Masjid Al-Muttaqien yang mungil itu ternyata semakin banyak dikunjungi jamaah, baik untuk kegiatan shalat fardhu maupun shalat jum’at. Jamaah masjid yang semakin bertambah bukan hanya dari jamaah yang berasal dari masyarakat sekitar, tetapi juga para jamaah luar kota yang melewati Jalan Raya Puncak yang menjadi poros transportasi Bandung, Cianjur, Bogor, dan Jakarta.
Karena menjadi poros transportasi dan menjadi sebuah kawasan transit bagi mereka yang hendak shalat, apalagi ketika shalat Jum’at, terpaksa jamaah pun berdesak-desakkan. Karena tidak lagi bisa tertampung oleh kapasitas masjid yang sangat terbatas. H.R. Nuriana, Gubernur Jawa Barat dua periode (1993-1998 dan 1998-2003), akhirnya tergerak hati untuk membangun sebuah Monumen Kebersamaan (Gotong Royong Plus) dalam bentuk masjid yang lebih layak dan refresentatif.
Dari gagasan dan alur pikir H. R. Nuriana yang kebetulan sering menempuh perjalanan lewat jalur puncak tertarik melihat posisi strategis dan keindahan alam sekitar puncak, semakin memperkokoh keinginan kuat untuk membangun monumen Rereongan Sarupi dikawasan tersebut yang sekarang ini dikenal dengan Masjid At-Ta’awun.
Referensi:
– http://simbi.kemenag.go.id