Sejarah Fotografi

Berawal dari tugas kerja, yang akhirnya menimbulkan hobi. Mungkin tidak seperti kebanyakan orang, yang dimana sebuah hobi menjadi sebuah pekerjaan yang menyenangkan hingga menghasilkan uang.

Disini saya hanya berbagi pengalaman mengenai photography sesuai kemampuan saya. Jika ditanya pun mengenai dunia photography, saya belum bisa menjawabnya karena bukan ahli di bidang photography 🙂 . Tulisan di dalam webblog ini, mengenai photography dibuat untuk pembelajaran saya, mudah-mudahan bermanfaat juga bagi pembaca.

Baiklah, untuk mengawali tulisan mengenai Photography, yaitu Sejarah Fotografi.

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu “photos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Sumber:
__, Fotografi, http://id.wikipedia.org

You may also like...